Bintang : 'Star Gate'
Duduk di teras rumah sambil mematikan lampu adalah kebiasaaan saya sehabis makan malam. Sungguh, dan itu menguapkan kepenatan, pasrah pada kebekuan malam membawa perenungan menjelajah ke samudera kebebasan.
Di tempat saya duduk sambil meluruskan kaki, pandangan mata saya sangat leluasa 180 derajat menatap langit yang cerah akhir-akhir ini. Bintang-bintang membisikkan lirih kata-kata akan pengertian hidup dan sesekali menebarkan pertanyaan, yang membutuhkan waktu buat untuk mengerti.
Tadi malam, saya melihat beberapa bintang dengan jelas dan cemerlang. Sayangnya, saya tidak paham tentang ilmu perbintangan sehingga sulit untuk memastikan nama rasi bintang yang saya lihat. Namun demikian, ketidaktahuan saya tentang ilmu perbintangan tidak mengurangi suasana santai dan perenungan.
Tiap kali saya menyaksikan bintang, saya langsung bertanya dalam hati, berapa jauh bintang itu dari bumi dan bagaimana kira-kira suasana di sana. Pertanyaan yang tak terjawab itu akhirnya membuat saya terbawa dalam khayalan. Sekiranya saya dapat menginjakkan kaki di permukaan tanah sebuah bintang dengan cara mudah, misalnya dengan melalui 'star gate', atau saya berharap diculik oleh mahluk ruang angkasa dari teras rumah dan dibawa jalan-jalan mengitari alam semesta untuk beberapa hari, maka itu akan menjadi pengalaman yang sangat luar biasa seperti jalan cerita film Contact. Tentu saja dalam khayalan itu saya dikembalikan lagi ke planet bumi dengan aman sentosa, kalau bisa ditambah dengan sejahtera, atau dapat oleh-oleh. Hmmm….saya memang sering berkhayal, kadang-kadang khayalan saya sangat mulia tapi kadang juga ngawur.
Satu hal yang pasti, cahaya bintang yang sampai di retina mata saya adalah cahaya yang telah melakukan perjalanan sekian lama dari asalnya. Dalam kata lain, cahaya yang saya lihat adalah cahaya masa lalu, dan cahaya bintang telah melakukan perjalanan jauh karena kepatuhannya pada hukum alam hanya untuk menghibur 'mata' dan keseimbangan alam semesta ini.
Masa sekarang layaknya perjalanan cahaya bintang yang sampai bola mata. Dunia saya yang sekarang adalah cahaya masa lalu yang terlihat pada masa sekarang, karena saya terbentuk dari perilaku saya yang dulu.
Filosofi cahaya bintang mengingatkan saya, untuk berhati-hati untuk bertindak dan berhati-hati untuk berfikir.
Di tempat saya duduk sambil meluruskan kaki, pandangan mata saya sangat leluasa 180 derajat menatap langit yang cerah akhir-akhir ini. Bintang-bintang membisikkan lirih kata-kata akan pengertian hidup dan sesekali menebarkan pertanyaan, yang membutuhkan waktu buat untuk mengerti.
Tadi malam, saya melihat beberapa bintang dengan jelas dan cemerlang. Sayangnya, saya tidak paham tentang ilmu perbintangan sehingga sulit untuk memastikan nama rasi bintang yang saya lihat. Namun demikian, ketidaktahuan saya tentang ilmu perbintangan tidak mengurangi suasana santai dan perenungan.
Tiap kali saya menyaksikan bintang, saya langsung bertanya dalam hati, berapa jauh bintang itu dari bumi dan bagaimana kira-kira suasana di sana. Pertanyaan yang tak terjawab itu akhirnya membuat saya terbawa dalam khayalan. Sekiranya saya dapat menginjakkan kaki di permukaan tanah sebuah bintang dengan cara mudah, misalnya dengan melalui 'star gate', atau saya berharap diculik oleh mahluk ruang angkasa dari teras rumah dan dibawa jalan-jalan mengitari alam semesta untuk beberapa hari, maka itu akan menjadi pengalaman yang sangat luar biasa seperti jalan cerita film Contact. Tentu saja dalam khayalan itu saya dikembalikan lagi ke planet bumi dengan aman sentosa, kalau bisa ditambah dengan sejahtera, atau dapat oleh-oleh. Hmmm….saya memang sering berkhayal, kadang-kadang khayalan saya sangat mulia tapi kadang juga ngawur.
Satu hal yang pasti, cahaya bintang yang sampai di retina mata saya adalah cahaya yang telah melakukan perjalanan sekian lama dari asalnya. Dalam kata lain, cahaya yang saya lihat adalah cahaya masa lalu, dan cahaya bintang telah melakukan perjalanan jauh karena kepatuhannya pada hukum alam hanya untuk menghibur 'mata' dan keseimbangan alam semesta ini.
Masa sekarang layaknya perjalanan cahaya bintang yang sampai bola mata. Dunia saya yang sekarang adalah cahaya masa lalu yang terlihat pada masa sekarang, karena saya terbentuk dari perilaku saya yang dulu.
Filosofi cahaya bintang mengingatkan saya, untuk berhati-hati untuk bertindak dan berhati-hati untuk berfikir.