Motivator
Jujur sudah sejak lama saya tidak pernah secara khusus mendengarkan atau membaca tulisan dari seorang yang digelari motivator. Nggak ngefek begitu kira-kira dalam batin saya. Memang terkesan sombong atau bagaimanalah, terserah penilaian Anda. Yang jelas buat saya, seorang motivator hanya entrepreneur yang membungkus ide basi dengan kemasan yang menarik sehingga membuat pendengar atau pembaca berdecak Wow sesaat.
Ocehan motivator ibarat menonton film kungfu atau film drama. Begitu Anda keluar dari gedung bioskop dan kebetulan Anda baru saja menonton film kungfu, maka perhatikan cara melangkah dan posisi dada Anda, persis seperti pendekar kungfu yang baru saja keluar dari kuil siap menghajar para begundal-begundal aliran hitam. Juga saat Anda baru saja menonton film romantis, uhgg…kok tiba-tiba Anda dengan erat memegang tangan pacar. Gombal!!. Lain lagi ketika baru saja menuntaskan film ‘Contact’, rasanya langsung menjadi seperti filsuf mabok yang langsung merenung sambil menatap langit yang dipenuhi bintang-bintang sambil mempertanyakan keberadaan Tuhan dan alien.
Setiap kali saya mendengar Mario Teguh beraksi di Metro TV, saya langsung merinding dengan mendengar ucapan Mario Teguh, ‘The Golden Way’. Wow…super sekali pikirku sambil meniru gaya Mario Teguh. The Golden Way, claim yang sangat berani dan berlebihan. Benarkah sedemikian hebat seorang Mario Teguh berani mengklaim pemikiran-pemikirannya yang nota bene sudah terkontaminasi dari pemkiran orang lain adalah Golden Way ?
Alam semesta sudah ada seperti ini sejak semula dengan segala fenomenanya dan manusia menemukan bagian kecil dari fenomena itu dan merumuskannya. Dari sekian orang yang pernah melihat apel jatuh, hanya Newton yang mempertanyakannya. Apel jatuh buat sebagian orang adalah hal biasa dan seperti itulah adanya. Akan tetapi Newton berdiam diri dan merenung dan terbesik dalam pikirannya sebuah pertanyan, kenapa apel harus jatuh ke bumi. Newton termotivasi untuk mempelajari lebih jauh ‘tragedi apel jatuh’ karena dorongan tersebut muncul dari perenungan yang mendalam.
Saya tidak anti motivator tapi hanya mempertanyakan sejauh mana dampaknya seorang motivator terhadap seseorang dalam kaitannya dengan motivasi. Perlukah kita mendengarkan pembicaraan seorang motivator ?. Sejauh mana dampak seorang motivator buat seorang perempuan hamil yang mencoba meloncat dari menara pemancar radio di ketinggian 100 meter karena dipukuli oleh suaminya yang selingkuh dan mabuk setiap kali pulang ke rumah ?
Sejauh mana pengaruh seorang motivator terhadap seorang karyawan yang mengalami demotivasi di sebuah pabrik yang merasa tidak dihargai ?. Pengaruhnya sedikit. Ya..sedikit. Motivator hanya sebagai obat bius yang kemudian hilang secara perlahan dan rasa sakit akan muncul kembali. Untuk membuat efek motivator bertahan lama, maka Anda harus disuntik kembali dengan obat bius sang motivator. Dengan demikian Anda akan terus termotivasi. Habiskan uang Anda untuk mengikuti kemana sang motivator pergi atau habiskan waktu Anda untuk menonton acara motivasi di televisi. Tapi ingat, Anda akan kecanduan.
Jika setiap kali Anda harus dicekcoki dengan acara motivasi maka Anda tidak akan pernah matang dengan pemahaman keberadaan seorang manusia. Para samurai atau pahlawan tidak butuh seorang motivator. Orang tua yang siang malam banting tulang di ladang, malam hari di laut mencari ikan tidak butuh seorang motivator karena mereka bekerja didorong oleh sesuatu dari dalam diri mereka. Seseorang yang selalu menanyakan keberadaan dia sebagai manusia dan berusaha mencari jawabannya pasti tidak akan pernah membutuhkan motivator karena dia tahu jawaban akan pertanyaannya.
Pernah mendengarkan kotbah pendeta atau ustad ? pernah membaca Alkitab atau Alquran dan Anda masih tetap selingkuh, mabuk dan masih berhubungan sex dengan pacar Anda setiap malam minggu?. Kenapa Anda tidak langsung bertobat dan menjadi orang saleh sedunia ?. Yang bicara bukan Mario Teguh atau Andrie Wongso loh melainkan orang yang berbicara atas nama Tuhan atau berasal dari kitab suci lepas dari kesalehan mereka yang berbicara. Karena, bukan orang lain yang mampu menggerakkan Anda dan tidak harus mendengarkan pembicaraan ratusan motivator. Bukan pula istri atau pacar atau orang tua. Yang mampu menggerakkan Anda adalah diri Anda sendiri. Anda tidak perlu mencari seorang motivator untuk membuat Anda termotivasi.
Dunia yang Anda hadapi sekarang adalah hasil dari perilaku Anda selama ini. Bila dunia Anda begitu menyenangkan maka Anda adalah orang yang beruntung. Sebaliknya , bila Anda berada dalam dunia yang sangat gerah, sadarlah dunia itu hasil ciptaan Anda.
Memahami situasi dunia Anda, memahami pikiran dan perasaan membuat Anda semakin mengerti ke arah mana dunia ini Anda akan bawa. Saatnya Anda memotivasi diri sendiri untuk menciptakan dunia yang Anda inginkan seperti apa. Anda tidak akan pernah bergerak selama Anda tidak melakukan apa-apa. Lakukan sekarang, mulai dari dalam diri Anda.
Ocehan motivator ibarat menonton film kungfu atau film drama. Begitu Anda keluar dari gedung bioskop dan kebetulan Anda baru saja menonton film kungfu, maka perhatikan cara melangkah dan posisi dada Anda, persis seperti pendekar kungfu yang baru saja keluar dari kuil siap menghajar para begundal-begundal aliran hitam. Juga saat Anda baru saja menonton film romantis, uhgg…kok tiba-tiba Anda dengan erat memegang tangan pacar. Gombal!!. Lain lagi ketika baru saja menuntaskan film ‘Contact’, rasanya langsung menjadi seperti filsuf mabok yang langsung merenung sambil menatap langit yang dipenuhi bintang-bintang sambil mempertanyakan keberadaan Tuhan dan alien.
Setiap kali saya mendengar Mario Teguh beraksi di Metro TV, saya langsung merinding dengan mendengar ucapan Mario Teguh, ‘The Golden Way’. Wow…super sekali pikirku sambil meniru gaya Mario Teguh. The Golden Way, claim yang sangat berani dan berlebihan. Benarkah sedemikian hebat seorang Mario Teguh berani mengklaim pemikiran-pemikirannya yang nota bene sudah terkontaminasi dari pemkiran orang lain adalah Golden Way ?
Alam semesta sudah ada seperti ini sejak semula dengan segala fenomenanya dan manusia menemukan bagian kecil dari fenomena itu dan merumuskannya. Dari sekian orang yang pernah melihat apel jatuh, hanya Newton yang mempertanyakannya. Apel jatuh buat sebagian orang adalah hal biasa dan seperti itulah adanya. Akan tetapi Newton berdiam diri dan merenung dan terbesik dalam pikirannya sebuah pertanyan, kenapa apel harus jatuh ke bumi. Newton termotivasi untuk mempelajari lebih jauh ‘tragedi apel jatuh’ karena dorongan tersebut muncul dari perenungan yang mendalam.
Saya tidak anti motivator tapi hanya mempertanyakan sejauh mana dampaknya seorang motivator terhadap seseorang dalam kaitannya dengan motivasi. Perlukah kita mendengarkan pembicaraan seorang motivator ?. Sejauh mana dampak seorang motivator buat seorang perempuan hamil yang mencoba meloncat dari menara pemancar radio di ketinggian 100 meter karena dipukuli oleh suaminya yang selingkuh dan mabuk setiap kali pulang ke rumah ?
Sejauh mana pengaruh seorang motivator terhadap seorang karyawan yang mengalami demotivasi di sebuah pabrik yang merasa tidak dihargai ?. Pengaruhnya sedikit. Ya..sedikit. Motivator hanya sebagai obat bius yang kemudian hilang secara perlahan dan rasa sakit akan muncul kembali. Untuk membuat efek motivator bertahan lama, maka Anda harus disuntik kembali dengan obat bius sang motivator. Dengan demikian Anda akan terus termotivasi. Habiskan uang Anda untuk mengikuti kemana sang motivator pergi atau habiskan waktu Anda untuk menonton acara motivasi di televisi. Tapi ingat, Anda akan kecanduan.
Jika setiap kali Anda harus dicekcoki dengan acara motivasi maka Anda tidak akan pernah matang dengan pemahaman keberadaan seorang manusia. Para samurai atau pahlawan tidak butuh seorang motivator. Orang tua yang siang malam banting tulang di ladang, malam hari di laut mencari ikan tidak butuh seorang motivator karena mereka bekerja didorong oleh sesuatu dari dalam diri mereka. Seseorang yang selalu menanyakan keberadaan dia sebagai manusia dan berusaha mencari jawabannya pasti tidak akan pernah membutuhkan motivator karena dia tahu jawaban akan pertanyaannya.
Pernah mendengarkan kotbah pendeta atau ustad ? pernah membaca Alkitab atau Alquran dan Anda masih tetap selingkuh, mabuk dan masih berhubungan sex dengan pacar Anda setiap malam minggu?. Kenapa Anda tidak langsung bertobat dan menjadi orang saleh sedunia ?. Yang bicara bukan Mario Teguh atau Andrie Wongso loh melainkan orang yang berbicara atas nama Tuhan atau berasal dari kitab suci lepas dari kesalehan mereka yang berbicara. Karena, bukan orang lain yang mampu menggerakkan Anda dan tidak harus mendengarkan pembicaraan ratusan motivator. Bukan pula istri atau pacar atau orang tua. Yang mampu menggerakkan Anda adalah diri Anda sendiri. Anda tidak perlu mencari seorang motivator untuk membuat Anda termotivasi.
Dunia yang Anda hadapi sekarang adalah hasil dari perilaku Anda selama ini. Bila dunia Anda begitu menyenangkan maka Anda adalah orang yang beruntung. Sebaliknya , bila Anda berada dalam dunia yang sangat gerah, sadarlah dunia itu hasil ciptaan Anda.
Memahami situasi dunia Anda, memahami pikiran dan perasaan membuat Anda semakin mengerti ke arah mana dunia ini Anda akan bawa. Saatnya Anda memotivasi diri sendiri untuk menciptakan dunia yang Anda inginkan seperti apa. Anda tidak akan pernah bergerak selama Anda tidak melakukan apa-apa. Lakukan sekarang, mulai dari dalam diri Anda.