Google : Page Rank
Santi penyanyi asal Bandung dalam satu kesempatan wawancara disebuah stasiun televisi swasta mengatakan ‘Adalah sebuah kebahagiaan bila lagu yang saya lantunkan dihafal oleh banyak orang’. Pernyataan Santi tersebut selaras dengan yang tertulis disebuah blog yang saya kunjungi hari ini di jaringan blogspot yang menuliskan keluh kesah pemilik blog perihal minat menulis yang mulai menurun setelah dia sadar bahwa blog yang dia kelola kurang mendapat respon dari pembaca atau blogger yang lain. Setelah membaca seluruh paragraph, saya menulis komentar yang berisi saran agar supaya memposting tulisannya di facebook dan juga di mailing list. Karena cara yang demikian cukup berhasil, seperti yang saya lakukan selama ini.
Saya tidak tau pasti berapa banyak blogger yang senasib. Menurut pandangan saya, ada dua hal yang mempengaruhi keberhasilan sebuah blog. Pertama, blog tersebut milik dari seorang public figure dan yang kedua adalah kualitas dari tulisan atau konten blog.
Dalam kasus pertama, tentu saja pemilik blog tidak perlu harus mempelajari search engine optimization (SEO), toh blogger lain akan datang tanpa diundang dan memberi komentar. Baik komentar serius atau hanya sekedar spam alias numpang ‘beken’ berharap mendapat kunjungan balik atau hanya sekedar promosi blog di sana. Jadi, salah satu cara untuk membuat blog yang populer adalah, Anda harus jadi pesohor terlebih dahulu.
Dalam kasus kedua, sebuah blog akan populer dengan sendirinya bila diimbangi dengan kualitas konten blog secara keseluruhan. Tanpa kualitas yang memadai tentu sulit untuk menjadi blog yang populer, kecuali ada gambar porno di sana atau blog tersebut dirancang untuk menjadi peternakan dollar.
Kasus kedua ini lah yang sering saya temukan, dimana banyak sekali blog yang berkualitas akan tetapi kurang populer. Bagaimana tidak, blogger selalu berlomba untuk memberi komentar di blog yang populer untuk menancapkan bendera di sana, sehingga enggan untuk menelusuri blog lain yang ternyata jauh lebih berkualitas.
Kekurang populeran blog yang berkualitas ini tentu disebabkan oleh minimnya promosi, sehingga blog tersebut tidak diketahui keberadaannya yang pada akhirnya membuat blogger berlomba-lomba dengan berbagai cara untuk mencapai page rank 10/10 di google atau yahoo. Salah ? Tentu saja tidak dan itu bagus. Akan tetapi kasus kedua inilah yang mengusik saya hari ini. Lagi-lagi saya kembali bertanya pada diri sendiri, untuk apa saya menulis ? Apa yang saya cari ? popularitas ? network ? profit ? atau kepuasan dalam menulis ?. Haruskah melakukan promosi tanpa memperhatikan etika ?
Sepertinya paradigma lama harus diruntuhkan. Saya harus memulai berpandangan bahwa menulis adalah bagian dari pengembangan logika dan media untuk mewujudkan sebuah pemikiran menjadi materi dalam lembar digital.
Lantas, apakah promosi tidak perlu ? Yah, saya pikir lagi, ‘yah..biasa sajalah, toh saya menulis untuk kepuasan batin’.
Saya tidak tau pasti berapa banyak blogger yang senasib. Menurut pandangan saya, ada dua hal yang mempengaruhi keberhasilan sebuah blog. Pertama, blog tersebut milik dari seorang public figure dan yang kedua adalah kualitas dari tulisan atau konten blog.
Dalam kasus pertama, tentu saja pemilik blog tidak perlu harus mempelajari search engine optimization (SEO), toh blogger lain akan datang tanpa diundang dan memberi komentar. Baik komentar serius atau hanya sekedar spam alias numpang ‘beken’ berharap mendapat kunjungan balik atau hanya sekedar promosi blog di sana. Jadi, salah satu cara untuk membuat blog yang populer adalah, Anda harus jadi pesohor terlebih dahulu.
Dalam kasus kedua, sebuah blog akan populer dengan sendirinya bila diimbangi dengan kualitas konten blog secara keseluruhan. Tanpa kualitas yang memadai tentu sulit untuk menjadi blog yang populer, kecuali ada gambar porno di sana atau blog tersebut dirancang untuk menjadi peternakan dollar.
Kasus kedua ini lah yang sering saya temukan, dimana banyak sekali blog yang berkualitas akan tetapi kurang populer. Bagaimana tidak, blogger selalu berlomba untuk memberi komentar di blog yang populer untuk menancapkan bendera di sana, sehingga enggan untuk menelusuri blog lain yang ternyata jauh lebih berkualitas.
Kekurang populeran blog yang berkualitas ini tentu disebabkan oleh minimnya promosi, sehingga blog tersebut tidak diketahui keberadaannya yang pada akhirnya membuat blogger berlomba-lomba dengan berbagai cara untuk mencapai page rank 10/10 di google atau yahoo. Salah ? Tentu saja tidak dan itu bagus. Akan tetapi kasus kedua inilah yang mengusik saya hari ini. Lagi-lagi saya kembali bertanya pada diri sendiri, untuk apa saya menulis ? Apa yang saya cari ? popularitas ? network ? profit ? atau kepuasan dalam menulis ?. Haruskah melakukan promosi tanpa memperhatikan etika ?
Sepertinya paradigma lama harus diruntuhkan. Saya harus memulai berpandangan bahwa menulis adalah bagian dari pengembangan logika dan media untuk mewujudkan sebuah pemikiran menjadi materi dalam lembar digital.
Lantas, apakah promosi tidak perlu ? Yah, saya pikir lagi, ‘yah..biasa sajalah, toh saya menulis untuk kepuasan batin’.