DIA Yang Terbaik

'Teman' facebook saya 'ngomel-ngomel' karena saya menulis mengenai 'Tuhanku adalah Alien' yang saya posting di facebook dan di blogspot beberapa hari yang lalu. Saya membaca tulisan itu kembali untuk memastikan apakah ide dari tulisan itu membuat orang-orang saleh dan orang-orang berimaan seperti putihnya salju akan tersinggung?. Saya lega setelah saya pastikan tulisan tersebut tidak berpotensi demikian.

Manusia itu sederhana dan Tuhan itu rumit tak terjangkau. Karena kesederhanaan manusia itulah yang terkadang membuatnya bertanya-tanya tentang keberadaan Tuhan yang tak terjangkau itu. Iman adalah percaya meskipun tidak melihat. Namun, apakah dengan demikian manusia tidak boleh bertanya mengenai keberadaan Tuhan ?. Apakah Tuhan menginginkan kita duduk manis saja dan 'gak' usah mikir yang 'macam-macam' tentang DIA ?. Keingintahuan yang mendalam akan Tuhan bukanlah dosa dan saya yakin bahwa Tuhan itu tidak otoriter seperti yang dia bayangkan dan Tuhan bukanlah Tuhan yang pemarah yang tidak boleh diselidiki.

Sejarah membuktikan Tuhan selalu dengan sabar melihat manusia dengan kelemahannya dan keingintahuannya. Tuhan tidak serta merta marah dengan membabi buta karena keingintahuan manusia yang berlebihan. Konyol memang ketika manusia mendirikan menara untuk menjangkau surga untuk bertemu dengan Tuhan. Tapi apakah Tuhan langsung membunuh mereka serta merta?. Tidak ! Tuhan tidak memusnahkan manusia yang 'sok tahu'. Sekalipun demikian, Tuhan malah memberikan waktu bagi nabi Abraham untuk memberikan pendapat dan bernegosiasi mengenai Sodom dan Gomora. Lantas, apakah seorang manusia yang sebenarnya sederhana patut untuk bertindak layaknya sebagai hakim kebenaran buat sesamanya?. Tuhan hanya meminta pada manusia untuk percaya dan melakukan kebaikan dan tidak perlu menjadi pahlawan Tuhan, tapi diberi kebebasan untuk bertanya sekalipun pertanyaan tentang keberadaannya.

Dee menulis tentang keesaan Tuhan di blognya beberapa minggu lalu. Katanya, Tuhan itu Satu, Tuhan itu Esa dan manusia menyembah Tuhan dengan berbagai cara. Meskipun berbeda-beda cara, Tuhan yang manusia sembah adalah sama, adalah Satu. Akan tetapi, masih saja manusia mengatakan Tuhan ku lah yang paling benar. Saya meriang membacanya, lantas mengaitkan dengan orang-orang yang dilabeli dengan agama yang sama, masih merasa paling patut mengatakan seseorang bersalah berdasarkan iman yang dia miliki tanpa perlu lagi melihat keadaan dan kualitas dirinya sendiri. Arggggg…!

Dalam perjalanan ke Jember pada bulan April 2009, tanggal 25, saya menulis draft sms sebagai berikut : Manusia pada dasarnya baik, Manusia pada dasarnya unik satu sama lain, Manusia pada dasarnya mempunyai potensi dan Manusia adalah sahabat yang baik.

Jadi, tidak perlu berburuk sangka… Arggggg…!

Komentar

Postingan Populer