Kiamat : 21 12 2012
Gak jadi kiamat hari ini, yang ada kiamat
kecil, mati kecil tadi malam. Orang Perancis bilang, orgasme adalah mati kecil.
Siapa yang tidak mau mati kecil tiap hari ?. Saya mau !.
Kiamat hanya awal
dari satu fase kehidupan. Tidak lebih tidak kurang. Dipecat dari pekerjaan juga
bukan kiamat, bukan kematian. Apalagi hanya dimutasi. Lalu, saya teringat
tulisan raja Salomo, semua ada waktunya. Ada waktu untuk menangis ada waktu
untuk tertawa ada waktu untuk menikah ada waktu untuk menikahkan. Ketika satu
siklus berakhir maka itu adalah awal dari siklus baru.
Lalu, kenapa kita
terkadang berat untuk menerima akhir dari suatu siklus ?. Minggu lalu,
dalam perayaan natal anak saya, seorang teman berkeluh kesah kepada saya, lima
mobil rentalnya hilang dan belum ditemukan. Dia sedikit meragukan keberadaan
Tuhan, dia mengatakan, “ Tuhan akan mendengarkan doa kita ketika semua syarat
kita penuhi ?”. lalu saya menyalakan sebatang rokok dan menjawab keluhan dia.
“Bro, catat
omongan saya, 3-5 tahun kedepan, kamu akan mengatakan dalam hati, “Untunglah 5
mobil saya hilang, kalau tidak bagaimana hidup saya sekarang ?”. Dia bertanya
lebih lanjut maksud dari ucapan saya dan kemudian saya menjelaskan lebih
lanjut.
(foto hanya pemanis 😅 . Foto diambil dari Boring Shooting )
“ Bro, itulah
enaknya kita tidak punya skill untuk mengetahui masa depan, karena
begitu kita mengetahui semuanya, maka hidup itu tidak ada artinya lagi dan
hidup akan sangat membosankan. Pengalaman kita adalah keping puzzle yang
harus kita rangkai seiring waktu, dan pada masanya, kita akan tau gambar yang
ada diatas papan puzzle itu “.
Kita diberikan
kelemahan untuk tidak mengetahui masa depan tetapi kita dianugrahi kelebihan
untuk mengucap syukur. Karena dengan menerima apa yang ada, maka kita akan
selalu mampu untuk bertahan dalam “badai”. Lalu, kiamat itu tidak kiamat, hanya
permulaan. Kesedihan adalah awal dari sebuah sumringah.
Saya bosan dengan
tulisan-tulisan model seperti ini, tapi gak apalah, karena diluar sana,
di dunia maya, di twitter, di facebook, di blogspot mereka mungkin akan reload
setelah membaca tulisan saya dan mudah-mudahan saya jadi tersindir bahwa saya
juga harus dapat tersenyum ketika hati sedang gundah, sedang galau bahwa
satu-dua minggu lagi keadaan akan berubah.
Pagi ini saya
menyelesaikan interview penilaian akhir tahun, kepada salah seorang staff saya
katakan, “Jangan menunggu supaya orang senang sama kamu, tapi kamu harus
berusaha untuk membuat mereka senang sama kamu. Karena kamu tidak siapa-siapa.
Kamu tidak cakep, tidak kaya, tidak seorang pesohor. Karena kalau kita
adalah “siapa-siapa” maka nanti malam kita akan tidur di New York, makan malam
di Darwin, meeting EBITDA di Paris. Jadi, semua ada dalam diri kita.
Pernah denger
legenda "Sangril-la” ?. nah...itu dia....sangrilla itu ada dalam diri
kita, semua ada dalam hati mu, kata sang Guru di puncak gunung, di Tibet.
Sam
mikael,
@cangkirkayu
sammikael@facebook
cangkirkayu.blogspot.com