Kebebasan Penuh : Semua Berawal Dari Pilihan (part 1)
Saya memikirkan satu kalimat yang menarik dalam dua hari terakhir ini yang tertulis di sebuah status di facebook yaitu, 'Tuhan membiarkan kita bertemu dengan orang yang salah beberapa kali dan akhirnya Tuhan mempertemukan kita dengan orang yang tepat'.
Saya sangat yakin, 80% yang membaca pasti membenarkan pernyataan tersebut, 5 % tidak percaya dan 15 % lagi akan bertanya-tanya kebenarannya. Penganut yang 80% pasti tidak akan serta merta masuk surga, yang 5% juga tidak langsung masuk neraka dan yang 15% tidak langsung menjadi 'stateless'. Jadi, tidak ada salahnya untuk berdiam diri dan sedikit memikirkan kebenaran kalimat di atas untuk lebih mengenal Tuhan.
Barangkali Anda akan mengatakan, 'Tuhan pasti sedang mendidik kita bila sedang dalam satu masalah besar (atau bertemu dengan orang yang salah)'. Ya..bisa jadi pendapat Anda benar dan bisa jadi salah. Tapi, pada saat Anda bertemu dengan seorang perempuan yang dinikahi seorang pria yang kemudian menyiksanya lalu menceraikannya, bertemu dengan seorang pacar yang ternyata pedofilia, mempunyai ayah yang memutilasi anak-anak gelandangan dan memperkosa anak nya sendiri. Apakah Anda masih mengatakan itu bagian dari 'grand scenario' Tuhan?.
Saya sangat yakin, 80% yang membaca pasti membenarkan pernyataan tersebut, 5 % tidak percaya dan 15 % lagi akan bertanya-tanya kebenarannya. Penganut yang 80% pasti tidak akan serta merta masuk surga, yang 5% juga tidak langsung masuk neraka dan yang 15% tidak langsung menjadi 'stateless'. Jadi, tidak ada salahnya untuk berdiam diri dan sedikit memikirkan kebenaran kalimat di atas untuk lebih mengenal Tuhan.
Pemikiran saya mengenai pertemuan dengan seseorang tidak lain adalah persoalan pilihan, lepas dari 'paksaan' Tuhan bahwa kita harus bertemu dengan orang yang salah -hanya terjadi kepada nabi-nabi-. Kepada Adam, kepada Hawa, Tuhan mengatakan, 'Jangan memakan buah pohon kehidupan itu'. Hanya kata 'jangan' tanpa 'memagari' pohon kehidupan itu. Pada saat itulah Tuhan telah memberikan hak pertama kepada manusia, yaitu kebebasan penuh untuk memilih. Kebebasan untuk memilih berbuat dosa dan berbuat benar sepenuhnya di tangan manusia.
Benarkah Tuhan membiarkan kita bertemu dengan orang yang salah dalam kehidupan kita ?. Setega itukah Tuhan membiarkan kita bertemu dengan orang yang telah memporak porandakan kehidupan kita?. Setahu saya, Tuhan itu baik dan tidak mungkin Tuhan membiarkan terjadinya 'chaos' di bumi ini. Tetapi, seringkali kita menyimpulkan bahwa semua pertemuan kita dengan orang yang salah, persoalan besar di depan mata selalu dikaitkan dengan rencana Tuhan.
Barangkali Anda akan mengatakan, 'Tuhan pasti sedang mendidik kita bila sedang dalam satu masalah besar (atau bertemu dengan orang yang salah)'. Ya..bisa jadi pendapat Anda benar dan bisa jadi salah. Tapi, pada saat Anda bertemu dengan seorang perempuan yang dinikahi seorang pria yang kemudian menyiksanya lalu menceraikannya, bertemu dengan seorang pacar yang ternyata pedofilia, mempunyai ayah yang memutilasi anak-anak gelandangan dan memperkosa anak nya sendiri. Apakah Anda masih mengatakan itu bagian dari 'grand scenario' Tuhan?.
Saya sangat yakin bahwa Tuhan tidak pernah menjerumuskan, membiarkan manusia berada pada jalan yang salah. Tuhan tidak akan membiarkan kita bertemu dengan orang yang salah. Tuhan tidak salah, tetapi kebebasan kita untuk memilih yang membuat kita menjadi salah dan menderita. Karena penderitaan, kelaparan, kebencian, duka, jomblo sampe jompo semua berawal dari pilihan. Semua adalah akibat dari pilihan. Anda sekarang adalah hasil dari pilihan Anda.
Kita dapat menghindari bertemu dengan orang yang salah, menghindari masuk penjara, menghindari kawin cerai dengan cara melibatkan Tuhan pada saat akan menentukan pilihan. Mau menikah tanya Tuhan, mau 'resign' tanya Tuhan, mau cerai jangan tanya Tuhan karena Tuhan pasti jawab 'No Way', lebih baik tanya kepada iblis.
(foto hanya pemanis 😅 . Foto diambil dari Boring Shooting )